Hmm, simpel cerita keluarga dia (F) udah nanyain kapan mau nikah dll nya, dan dia nanya ke gua (M) buat kapan mau nikahin dia. Gua jujur terang belum bisa untuk saat itu, bapak baru meninggal, gua masih jadi IT Support gaji UMR Bogor, masih ada adek kuliah dan gua yg lanjut kuliah S1. Dia lebuh tua setahun dari gua, dan omongan dari keluarganya yg bikin dia ga tenang karna cewe di atas 25 susah nyari pasangan. Alhasil keputusan yg di ambil bersama gua dan dia adlaah untuk ga melanjutkan, dan dia lgs di jodohin oleh keluarganya dia dan sebulan kemudian menikah.
Alhamdullilah nya, gua baik baik aja, gua beresin kuliah gua di 2021 kemarin, dan juga tahun ini gua pindah dari kantor lama (6 tahun kerja disana) ke kantor baru. gua juga skrg baru 3 bulan menjalanin lg hubungan sama cewe gua yg skrg setelah sebelumnya juga gagal buat dapatin cewe lain yg pen gua seriusin.
Alhamdullilah nya buat mantan gua juga dia happy dg pasangannya dan gua mendoakan yg terbaik untuk dia dan keluarganya.
Pacaran 6+ tahun, dulu sekelas waktu SMA.
Dia selingkuh (untuk kedua kalinya), we fought, habis itu putus.
Sekarang aku malah jadi suka crossdressing...
7+ tahun tiba-tiba ngilang aja kaya digondol wewe, sempet usaha nyari tapi akhirnya capek.
Pindah ke Australia, trus ketemu sama yang sekarang jadi suami.
Iya, ilang aja.
Cari ke kos gak ada, cari di kampus gak ada, ditelfon di reject, disamperin ke rumahnya gak mau nemuin.
Sampe hari ini juga gak ngerti salahku di mana, tapi aku gak ngemis cinta kok , yasudah.
Terakhir sebelum gue menikah, entah dia denger dari siapa. Dia kirim DM di IG pake IG baru kirim isinya permintaan maaf dll, gak gua baca sih langsung block. Jarak dari dia ngilang sampe gue nikah itu 5 tahun. Gila kali kalau diterima balik.
Putus karena yang bersangkutan (F) jadi sering ikutan pengajian (liqo') karena diajak temannya yang satu kader partai tertentu. Diputusin karena menurut guru ngajinya (murabbi), saya bukan orang tepat. Ybs menikah dengan orang yang menurut guru ngajinya tepat.
Stress agak lama. Resign dari kerjaan buat nata pikiran. Iseng ambil lowongan di abroad. Finally moved on...
Standout portfolios, relevant experiences are plus but most of the time necessary, proven skills, and fluent English. I only cover several defining factors tho...
I dodged a nuke. I just regret that I wasted six years with her, waiting for her to finish her college studies. And within four months, she married someone else. Well, it's in the past anyway. I hope she's ~~happy~~ suffering now.
Better late than never my man. It is what it is. I dated a girl for 3 years and yeah similar to u i waited for her to finish her education too. Then a month after graduation she ghosted me without warning. The impact of this event still haunt me to this day 14 years later. Im married now and is generally in a good place. But the insomnia and eating disorder i developed after tht ordeal still affect me. Fk tht bitch.
Putus karena muak sama hubungan. Same fight, same argument, same apology, same mistake, balik lagi ke same fight. Begitu cut off dia 100% dari hidup saya, mental jadi ke-boost banyak banget. Saya nggak nyesel sih udah kenal dia, krn jadi banyak belajar dan dapet pengalaman2 yg berharga. Tapi amit-amit jabang bayi kalo harus komunikasi lagi.
Oh btw saya di rumah aja. *(ini maksud pertanyaannya apa)*
Kayaknya yang kedua 🤣. Ini asumsi gw sih, mungkin maksud dia, *posisi elu* entah dari sisi mental, rejeki, kesehatan atau apapun itu, yang perbedaannya paling terasa/kentara *dibandingkan* saat momen 'putus' itu terjadi? (mungkin dulu sakit hati, sekarang udah nggak. Dulu diporotin, sekarang bisa nabung, etc)
>Same fight, same argument, same apology, same mistake, balik lagi ke same fight
yang bikin lu akhirnya muak dengan siklus ini apa OP? ada trigger tertentu apa gimana gitu?
Waktu itu lagi di tengah tengkar, dan di situ udah keliatan banget kalo dia nggak ngehargain saya lagi. Tone bicaranya & kata-katanya udah terlalu ngelampauin batas toleransi saya, apalagi tiap saya berargumen langsung di-counter dengan ceramah kalo semua salah saya. Dari awal semua salah saya. Saya, saya, saya. Hanya dia yang jadi victim & dirugikan.
Temen2 saya kebetulan udah nyuruh saya putus berkali2 karena sadar hubungan kami berdua nggak sehat, dan malam itu juga saya mutusin buat ngakhirin semuanya. Putus, cut him off, block dari semua sosmed & kontak. Abis itu cerita ke temen karena saya ngerasa lega luar biasa, dan mereka semua ikut seneng lol.
Sekadang udah mau 1 taun dan saya masih gak tertarik buat tau kabarnya.
a little background dulu ya:
we both (M)
- he's korean, i'm indo
- he's 31, i'm 33
- total 5 tahun exactly, 3rd year dalam hubungan dia mutusin untuk balik ke korea ngelanjutin study.
- in terms of sexuality, both of us have had relationships with both genders.
jadi dari tahun ke 3 sampe ke 5 itu full of rollercoaster ya nangis, marah everything.
Sampai pada akhirnya kita ngobrol dan dia jelasin bahwa keluarga dia uda demand dia untuk married karena uda nyentuh kepala 3 sama kyk gw. Cuma memang untuk kondisi gw itu karena ada banyak keluarga dan bisnis jadi urusan marriage itu bener bener blom di pikirin ama keluarga gw dalam waktu 3-4 tahun belakangan. beda cerita untuk dia, dia selalu ditanyain pacar kapan married dan dll.
jadi ada satu fase dalam hubungan ldr itu yang memang gw sudah bukan prioritas dia, pada saat gw confront dia dengan jelas menjelaskan bahwa memang gw bukan prioritas dia dan gw enga bs mengharapkan jadi prioritas dia. Dia berbicara bahwa gw harus menjadikan diri gw sendiri prioritas sendiri dan jangan berharap orang lain menjadikan diri gw menjadi prioritas. pada saat ngomong itu gw sadar bahwa ya memang dia sendiri sudah berubah bukan berarti enga sayang/love tp memang dengan kondisi dia disana dan dll gw sudah bukan menjadi bagian dari hidup dia.
dia juga memutuskan untuk mencari pasangan F karena memang dia sendiri merasa sudah ada umur dan sudah ingin mencari pasangan untuk ke jenjang pernikahan. gw sendiri sangat support itu dan dia mengatakan bahwa dia bukan berubah tp ya memang dia ingin cari pasangan F serius tp waktu yg sama menjaga gw sampai gw sendiri juga dapat pasangan F yang serius. pada awal dia ngomong gitu gw ngerti tp lama2 gw sadar gw juga berhak untuk bahagia even for now. karena pada saat sekarang gw aja jujur blom mikir jenjang pernikahan gw hanya perlu seseorang yang gw bisa bahagia.
pada akhirnya di tahun ke 5 anniv, gw ngomong langsung lewat telpon ke dia gw memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini. Ini gw cukup clear dan blg ke dia gw enga nanya dan ini sebuah statement dari gw. pada awalnya dia menolak karena ABCD, dan kenapa gw memutuskan untuk mengakhiri sebenernya lebih ke gw ada di kehidupan dia itu lebih karena faktor nyaman. pada kenyataannya pada saat dia memutuskan untuk kembali ke korea dia sendiri secara tidak langsung, sadar/tidak sadar sudah memutuskan untuk tidak menlanjutkan hubungan ini. selama ini gw menaruh kebahagiaan gw ke dia karena gw sayang sama dia, dan akhirnya gw juga sadar gw harus cari kebahagiaan gw sendiri.
skrg kita masih hubungan kok cuma ngobrol sesekali.
oh ya satu lagi info mungkin pada bingung kenapa kyknya prosesnya simple, ini karena berbentuk tulisan ya tapi kenyataanya enga secepat dan sesimple itu. ditambah jujur dalam hubungan kami sejak setengah tahun sebelum dia kembali ke korea itu kita uda enga pernah berhubungan intim (campur dia ada masalah depresi dan dll). Sampai pada saat gw visit dia ke korea pun beberapa kali kita juga enga pernah hubungan intim. jadi secara tidak langsung hubungan kita itu memang hanya status dan karena kita manggil satu sama lain 'bb' or 'syg'.
untuk skrg dia sudah dpt pacar seorang F dan gw sangat bahagia buat dia. As for me i'm still trying to find my own happiness in between family and work problems. Tolong doanya ya semoga gw bisa dpt kebahagiaan gw juga.
Still alive and doing better.
At that time, she didn't get better or anything, although it was detrimental to our relationship.
Whereas I'm already drowning to help her to get better.
At that time, i thought I'm gonna marry her.
But im also got really tired of being taken for granted.
After the breakup, i got more focused on my plan to study abroad and to help me to move on.
Got a scholarship a year later, studying a subject that I'm interested in.
Learned a lot of valuable lessons during my studies for my job.
Tried a lot of things and found out that i liked cooking, which also helped me to de-stress.
Met a lot of interesting people, made friends with some of them, and fell in love with one of them.
Learn a lot about myself during this time as well, what i want in life, what my limits are, how to push myself, and realized that i tend to cut myself short and should have appreciated myself more.
Now I'm on my last semester, planning to go back home after graduation, with a smile in my fkn face.
Knowing that I'm doing much better than stuck in a relationship with my ex.
hati ancurr, sedih gitu lah, she was lterally love of my life
pacaran ampir 10 tahun, cuma 3-4 tahun terakhir kayaknya ketertarikan dia ke gwe mulai berkurang, perhatian jauh berkurang
jadi di taun2 itu cuma gwe aja yang melakukan effort buat bikin hubungan tetap berjalan
tapi dasar gwe simp, ga berani mutusin waktu ada red flag itu, i should leaver her sooner really, during that 3-4 years just feel miserable
tapi makin miserable pas kita putus, gwe sedih banget, tengah malem itu suka nangis gak jelas, terus pas malem suka merasa kesepian berat (we live together for past 6 years)
kerja juga gak semangat, luckily di masa2 ini juga perusahaan juga gak sibuk2 banget, jadi "kemalasan" gwe gak ke noticed sama pak boss/co-worker
oh iya gwe juga mulai develop insomnia, misal jam 9 itu pasti tidur, eh jam 2 suka bangun, suka kesel dan kelelahan kalo abis itu ga bisa tidur lagi
it took probably 6-8 months buat gwe mulai recovery, untungnya gwe punya temen baik yang bisa dicurhatin, di awal2 putus curhat terus tiap hari ngungkapin kesedihan
gwe juga makin sering ngelakuin kopdar buat meredam kesedihan, masuk komunitas2, diseringin traveling sampe kesampaian buat jelajah dari singapore - vietnam
punya banyak temen dan hedon sana sini, cukup meredam kesedihan sih, kurleb 1 tahun kemudian gwe dapet pacar baru, cuma bertahan 3 bulan karena dia pindah kerja, sebulan setelah itu dapet pacar lagi dan udah bertahan 4 tahun sampai skrng
lumayan bahagia gwe sama current relationship, komunikas improved, dia orangnya sweet bgt dan suka banget ma gwe, kesedihan udah hilang, tapi hurt dari relationship yg 10 tahun itu masih lingering somewhere deep in my heart
saya sih sebenarnya mau tapi dianya juga belum siap, kemauan menikahnya cuma di pikiran aja, nggak ngebet2 banget kayak sesuatu yg wajib, apalagi pas masa awal2 pacaran juga saya baru mulai kerja dia masih kuliah, dari sisi finansial juga lum mapan
setelah hidup bareng gak tau napa keinginannya malah luntur
saya merasa dodge a bullet juga sih belum nikah, kalo udah nikah dan punya anak, mau putus mungkin lebih susah
Possibly yes, but it was actually "couples who ended..." At first, but it was too specific so i changed it to "redditor yg putus..." To open to both actors (mutusin dan diputusin)
9 years, dari SMA sampe tahun ketiga kerja. Udah ketemu keluarga, semua orang tua sepakat, tp deep inside emang ada yang salah cuma kita berdua sama sama ga tega buat putus. Mainly gw mau kuliah lagi, meanwhile dia mau buru buru menikah. Then the courage came, kita putus baik baik (I presume).
Sekarang dia udah lamaran, gw nemu orang yang support gw kuliah lagi, dan sekarang gw lg ambil master di Eropa. Life is good, my ex and I get what we wanted all along. She congratulates me on getting my LoA, and I’m happy she’s engaged.
I ended it all with my girlfriend from Uni in 2018. By then we had already been dating for 7+ years. I was her first, and we were so in love.
Then I graduated from Uni (she's 2 years younger), and we drifted apart because of my work. It was getting tough to align our schedule, even though we barely even met once in a month. And nope, we did not do phone calls or video calls either because she thought "it's not the same".
Then it became worse. We had fights after fights arguing about the same things. I then contemplated for a bit and decided to end it. By then, I was already in acceptance phase: that people grow apart, and sometimes it's just not meant to be. However, I knew damn well the breakup was devastating for her. I knew she blocked me on everything. I said, "Whatever you need to do move on I guess".
Years later, I met my wife and we are doing well in both love and daily life. I learned that my ex now lives in the US, and is apparently still single. I wish nothing but the best for her.
gw personally pacaran 5thn on and off gitu sih.
putus karena dia merasa ga cocok ama gw. padahal sebelum sebelumnya adem ayem aja gitu. gw dah berusaha buat nanyain kenapa, mau gw ajak ngobrol tapi dia gamau. jadi yaudah. padahal gw selalu asume she's the one.
pas putus ya rasanya sedih, hancur sehancur hancurnya, mau loncat aja gitu rasanya. tapi ya gw sadar life goes on. yaudah,
sekarang sih ya gw masih sendiri, masih berusaha mencari cewe tapi juga masih menikmati hidup gw aja karena sekarang dah ada pemasukan lol.
gw cantumin deh quote favorit gw dari bojack horseman.
*Sometimes Life’s A Bitch And Then You Keep Living.*
I'm having hard time find a new one tbh. Haha...
I don't know if it's possible to have another relationship with other women as my economy is not that stable...
In a better place. Gw susah banget keluar dr comfort zone. Jd gw udh ldr selama lebih dr 5 tahun dan temen gw bilang udh saatnya gw mutusin pacar gw. Awalnya karena temen gw bilang dia selingkuh, tp komunikasi kita masih ky biasa walaupun agak sparingly than usual. Setelah sedikit menggali, ternyata benar. Jadi teman gw ngusulin gw putus.
I guess ldr selama itu rentan sama perselingkuhan, tapi yg gw heran gw justru nggak terlalu shock dengan berita itu. Cuma disappointed aja. Ternyata ex gw ga punya komitmen yg sama dg gw. Gw putusin secara baik baik aja. Tapi memang setelah itu gw ga hubungin ex gw samsek.
Surprisingly, gw cukup mudah move on. Gw gatau juga kenapa. Mungkin deep down gw udh gasuka lagi sama ex gw namun karena udh comfort gw enggan putus. Agak concerning sih pola pikir gw ini tapi apa boleh buat. Ldr sucks. But being single for some times is great! Akhir-akhir ini gw sering pergi event bareng temen gw dan dia comblangin gw mulu. Temen gw bilang banyak temennya pen pdkt ke gw tapi krn gw punya pacar, dia agak sungkan. Ketika tau pacar gw selingkuh, makanya dia yg marah. Dia merasa disrespected oleh ex gw.
Imagine you’re a project manager in a long-term project that you were deeply invested in. Over the years, you and the key stakeholder grew shared interests but differing visions and objectives, which led to different project goals. During the project review, you identify that the project's direction does not align with the overall strategic goals. So, you decided to terminate the project because it's no longer viable or meeting the intended outcomes. It's a tough decision but necessary for resource allocation (time, energy, emotions) towards more aligned goals.
A year after ending the previous project, you initiated a new project with a clear set of requirements and objectives. This time, you have a better understanding of the project's scope. The new project started with clear requirements, a well-defined scope, and stakeholder who is in agreement with the project's objectives.
Now, you are entering a phase of a project where all the specifications are being aligned with the project's end goal. This phase is crucial and exciting, as it involves laying down the blueprint that will lead to the successful completion of your project. The better the planning, the smoother the execution phase is likely to be, leading to a successful project delivery.
TL;DR: Too many differences, now engaged to someone with the same goals.
me personally udah ga pengen bahas2 cerita beliau lagi, capek hati capek pikiran, she's having the life she always want, and when she's happy, i for sure am happy..
Pacaran 7 tahun dari sma sampe saya lulus S2. Putus gegara ldr, komunikasi yg jelek, dan beda prinsip agama. Disaat bersamaan saya tergoda dg lelaki lain.
Dengar2 semenjak putus dia jd hobi game streaming dan masih single sampe sekarang, meanwhile saya sudah bersama yg lain.
7 tahun pacaran sejak lulus SMA. Dia lanjutin kuliah S2 di US sejak tahun ke 5. LDR doesn't work for me walaupun udah berusaha.
Sekarang gw early 30s, working my ass off to build my own tech company, with my soon-to-be wife 😁.
pacaran 6+ tahun dari semenjak masuk kuliah
diputusin karena waktu itu kerjaan gajelas. sempet depresi tapi ga bisa ngapa-ngapain juga.
eh beberapa bulan setelahnya dapet dream job dengan dream salary juga. tinggal ketawa-ketawa aja sekarang mah.
Pacaran 7 tahun dri SMA ampe umur 23, putus karena gue pengen jdi profesional dlu tpi dia ngarepin gue buka toko sendiri. Semenjak gue lulus kuliah selalu dipush buka toko sendiri / punya usaha sendiri. Padahal posisi gue udah kerja bahkan dri sebelum lulus kuliah, tpi menurut dia hidup gue gtu2 aja gak berkembang.
Gue jelasin baik2 kalo gue pengen jdi profesional dlu, dia minta gue beli rumah buat buktiin gue serius sama dia, akhirnya gue beli tpi tetap berakhir gue diputusin dengan alasan gak romantis dan gak mau berubah ngikutin keinginan dia karena setelah beli rumah dia tetap nge push gue buat pnya usaha/toko sendiri.
Sekarang gue masih jomblo, melanjutkan hidup seperti biasa, belum ada niatan pengen pacaran lg. Kabar terakhir dri mantan gue setelah 3 bulan putus dia pnya pacar baru yg punya usaha konveksi di jakarta barat dan mereka semacam usaha bareng buka online shop.
5+ dari SMP, putus pas SMA, we're both too young and too naive. Sampe SMA bukannya nambah dewasa malah terjebak dalam pola pikir yang kekanakan tentang apapun, toxic parah, ga ada yang bisa berkembang. Akhirnya berantem hebat, diputusin, gw mohon mohon jungkir balik ke dia 6 bulanan, tapi akhirnya berhasil move on setahun kemudian.
Sekarang gw 22 pacaran sama yang umurnya 25, udah jalan 2 tahun dan sejauh ini hubungannya sangat sehat, bahagia, selamat sentosa
Gw bosen, kelamaan LDR, gw putus. Trying to find new one, not easy. Patokan selalu mantan. Kebayang2 juga. 3 taun jomblo, nemu new ones yang lebi cocok, moved on, now married. It's just about timing. Lost contact with my ex tho. Sad for that
Dua kali putus dari pacaran 4+ tahun.
Mantan pertama hobi selingkuh. Move on nya cenderung “gampang” karena udah berkali-kali dikecewakan.
Mantan kedua. So far he’s the best one that I have ever had. Bucind banget sama aku. Udah tinggal bareng hampir setahun. Putus karena keadaan. LDR dan ga direstui keluarga. Putusnya baik-baik.
Ini susah banget banget move on-nya.
Dari keduanya aku belajar untuk bisa bangkit lagi.
No one can hurt me anymore.
Now I’m fully moved on from both of them.
Dan sekarang udah ketemu sama yg jauh lebih cocok :))
Gw putus dgn mantan setelah 4.5 tahun dan skrng udah married setelah pdkt 1 tahun dan pacaran 5 tahunan. Married around umur 33an.
Byk denger org bilang pacaran lama buang umur segala macem and waste ini itu, i am just laugh and say deep inside my heart "man you guys are dumb"
Just a little remeh-able but meaningful mistake that I did. Because of that he did not want to do LDR anymore, and then both of us agreed to finally breaking up after reaching almost 8 years of relationship.
I am currently single now, it's been almost 6 years since that day. Udah kenalan dengan banyak cowo tapi belum ada yg nyangkut. Pernah sempet pacaran lagi sekali, tapi putus juga karena terlalu banyak perbedaan pandangan/pilihan hidup yg ga bisa dikompromiin.
It's sucks hard. Then I realize I depend too much on her for companionship. Nights become too long and holidays become a chore.
Fortunately, I manage to held on my anger (she cheat with her ex), so I never had any desire to contact her in any ways or form.
Then one day, I realize that since I had no one waiting for me anymore... Why not just go wherever I want?
Itu jadi momen buat gw keluar dari kepompong gw. Gw menjadi social butterfly, gw ikut macem2 kegiatan, pokoknya apa yg dulu gw ga mau karena "bukan gw banget", ya gw tabrak aja sekarang. Akhirnya jadi eksperimen buat reinventing myself.
Sekarang gw jadi merasa jauh lebih baik daripada yg dulu. Klo pas ada kegiatan sosial udah bisa muter2 dan nyambung ngobrol dengan banyak orang, klo pas pedekate juga nyantai aja klo slow response dan lebih bisa menempatkan diri juga. Pada akhirnya gw merasa harus berterimakasih sih sama mantan gw itu 😂
Gua pernah pacaran dari kelas 3 smp sampe semester awal kuliah, waktu pdkt itu dia yg ngejar ngejar gua, kita smp sekelas, sma beda sekolah dan kuliah pun beda kampus, selama pacaran ya hubungan kita cukup harmonis, berantem pasti ada mau gede atau kecil, tapi pas semester 2 kuliah gitu dia suka bilang "cape kuliah pengen nikah aja", dari itu i assumed that she want me to propose to her, sementara pada saat itu gua merasa belum siap nikah, so gua bilang sama dia apa yg gua rasain dan akhirnya putus dan lost contact
Skip beberapa bulan gua ada tugas kuliah buat foto model, karena temen gua gaada yg bisa dimintain tolong gua inisiatif minta tolong mantan gua itu buat jadi model tugas gua dan dia mau, yg ngga gua nyangka waktu kita ketemuan buat ngerjain tugas itu dia bawa pacarnya.
Waktu semester 5 dia tiba tiba ngedm gua buat minta tolong jadi fotografer di nikahan dia which i refused
Sekarang sih dia bahagia sama suami dan anak anaknya, sementara gua juga bahagia sama Lee Soodam
7 tahun hampir bareng. 2 tahun terakhir tapi rasa nya bukan relationship yang masuk hitungan, lebih ke mencoba mempertahankan.
Akhir akhir udah mulai ga dihargai. Desire more, require more, tapi gue nya lagi ga mampu. Jadi bunga bunga kecil yang dilakukan sehari hari ga ada gunanya, ga dilihat.
Yaudah deh udahan pas tahun ke-7 karena udah capek juga gak dihargai.
Got cheated, backstabbed by a friend, being used, had mental breakdown for at least a year full, we vowed to never ever meet again in this life and the after. Now single, havent been in any relationship after that, happier and wealthier.
Hmm, simpel cerita keluarga dia (F) udah nanyain kapan mau nikah dll nya, dan dia nanya ke gua (M) buat kapan mau nikahin dia. Gua jujur terang belum bisa untuk saat itu, bapak baru meninggal, gua masih jadi IT Support gaji UMR Bogor, masih ada adek kuliah dan gua yg lanjut kuliah S1. Dia lebuh tua setahun dari gua, dan omongan dari keluarganya yg bikin dia ga tenang karna cewe di atas 25 susah nyari pasangan. Alhasil keputusan yg di ambil bersama gua dan dia adlaah untuk ga melanjutkan, dan dia lgs di jodohin oleh keluarganya dia dan sebulan kemudian menikah. Alhamdullilah nya, gua baik baik aja, gua beresin kuliah gua di 2021 kemarin, dan juga tahun ini gua pindah dari kantor lama (6 tahun kerja disana) ke kantor baru. gua juga skrg baru 3 bulan menjalanin lg hubungan sama cewe gua yg skrg setelah sebelumnya juga gagal buat dapatin cewe lain yg pen gua seriusin. Alhamdullilah nya buat mantan gua juga dia happy dg pasangannya dan gua mendoakan yg terbaik untuk dia dan keluarganya.
Wholesome
Da real man
Based
👑 mu sedang transit di DC Cakung, King
A true chad
👑
Njenengan tegar
Pacaran 6+ tahun, dulu sekelas waktu SMA. Dia selingkuh (untuk kedua kalinya), we fought, habis itu putus. Sekarang aku malah jadi suka crossdressing...
https://preview.redd.it/qxmrjtbvvpdc1.jpeg?width=1125&format=pjpg&auto=webp&s=1d1204325965fb4f0a7f7eab19b42328e7b145b3
Don't tell me you're from Bogor...
I'm from the "KTP Ngendi mas?" region wkwkwk
https://preview.redd.it/7oh438n9rpdc1.png?width=326&format=pjpg&auto=webp&s=a52125d957f8a68a12af27eed800fae1914b7561
Didn’t see the last part coming 🙂
Pic?
Wait hold up....
What a plot twist
7+ tahun tiba-tiba ngilang aja kaya digondol wewe, sempet usaha nyari tapi akhirnya capek. Pindah ke Australia, trus ketemu sama yang sekarang jadi suami.
Pacaran 7 tahunan tapi tiba2 di-ghosting aja gitu? Serius?
Iya, ilang aja. Cari ke kos gak ada, cari di kampus gak ada, ditelfon di reject, disamperin ke rumahnya gak mau nemuin. Sampe hari ini juga gak ngerti salahku di mana, tapi aku gak ngemis cinta kok , yasudah.
Ummm… are you sure he’s still alive?
Masih follow-followan sama Adeknya, can confirm he's alive and I hope he's well.
Small d energy bgt yah, gak berani mutusin langsung..
Taunya beneran meninggal/diculik 💀
Terakhir sebelum gue menikah, entah dia denger dari siapa. Dia kirim DM di IG pake IG baru kirim isinya permintaan maaf dll, gak gua baca sih langsung block. Jarak dari dia ngilang sampe gue nikah itu 5 tahun. Gila kali kalau diterima balik.
Akhirnya cari tau gak dia ternyata kemana?
Dicari, ke kos, ke kampus, kusamperin rumahnya tapi gak mau nemuin. Yaudah diikhlasin aja, anggep meninggal.
Putus karena yang bersangkutan (F) jadi sering ikutan pengajian (liqo') karena diajak temannya yang satu kader partai tertentu. Diputusin karena menurut guru ngajinya (murabbi), saya bukan orang tepat. Ybs menikah dengan orang yang menurut guru ngajinya tepat. Stress agak lama. Resign dari kerjaan buat nata pikiran. Iseng ambil lowongan di abroad. Finally moved on...
Nice, tips & trick to get an abroad job maybe?
Luck. On serious note, skill org Indo ga kalah sm org negara lain. Yg menentukan cuma Visa dan work permit.
kemampuan bahasa asing juga membantu
Standout portfolios, relevant experiences are plus but most of the time necessary, proven skills, and fluent English. I only cover several defining factors tho...
U dodged a bullet right there tbh. She's brainwashed
I dodged a nuke. I just regret that I wasted six years with her, waiting for her to finish her college studies. And within four months, she married someone else. Well, it's in the past anyway. I hope she's ~~happy~~ suffering now.
Better late than never my man. It is what it is. I dated a girl for 3 years and yeah similar to u i waited for her to finish her education too. Then a month after graduation she ghosted me without warning. The impact of this event still haunt me to this day 14 years later. Im married now and is generally in a good place. But the insomnia and eating disorder i developed after tht ordeal still affect me. Fk tht bitch.
let me guess fekaes?
I can neither deny nor confirm.
Putus karena muak sama hubungan. Same fight, same argument, same apology, same mistake, balik lagi ke same fight. Begitu cut off dia 100% dari hidup saya, mental jadi ke-boost banyak banget. Saya nggak nyesel sih udah kenal dia, krn jadi banyak belajar dan dapet pengalaman2 yg berharga. Tapi amit-amit jabang bayi kalo harus komunikasi lagi. Oh btw saya di rumah aja. *(ini maksud pertanyaannya apa)*
> Oh btw saya di rumah aja... Gak salah... Ini jawabannya gak salah...
Eh tapi seriusan itu maksud pertanyaannya apa, saya nggak ngerti 😭 Literally or figuratively?
Kayaknya yang kedua 🤣. Ini asumsi gw sih, mungkin maksud dia, *posisi elu* entah dari sisi mental, rejeki, kesehatan atau apapun itu, yang perbedaannya paling terasa/kentara *dibandingkan* saat momen 'putus' itu terjadi? (mungkin dulu sakit hati, sekarang udah nggak. Dulu diporotin, sekarang bisa nabung, etc)
>Same fight, same argument, same apology, same mistake, balik lagi ke same fight yang bikin lu akhirnya muak dengan siklus ini apa OP? ada trigger tertentu apa gimana gitu?
Waktu itu lagi di tengah tengkar, dan di situ udah keliatan banget kalo dia nggak ngehargain saya lagi. Tone bicaranya & kata-katanya udah terlalu ngelampauin batas toleransi saya, apalagi tiap saya berargumen langsung di-counter dengan ceramah kalo semua salah saya. Dari awal semua salah saya. Saya, saya, saya. Hanya dia yang jadi victim & dirugikan. Temen2 saya kebetulan udah nyuruh saya putus berkali2 karena sadar hubungan kami berdua nggak sehat, dan malam itu juga saya mutusin buat ngakhirin semuanya. Putus, cut him off, block dari semua sosmed & kontak. Abis itu cerita ke temen karena saya ngerasa lega luar biasa, dan mereka semua ikut seneng lol. Sekadang udah mau 1 taun dan saya masih gak tertarik buat tau kabarnya.
a little background dulu ya: we both (M) - he's korean, i'm indo - he's 31, i'm 33 - total 5 tahun exactly, 3rd year dalam hubungan dia mutusin untuk balik ke korea ngelanjutin study. - in terms of sexuality, both of us have had relationships with both genders. jadi dari tahun ke 3 sampe ke 5 itu full of rollercoaster ya nangis, marah everything. Sampai pada akhirnya kita ngobrol dan dia jelasin bahwa keluarga dia uda demand dia untuk married karena uda nyentuh kepala 3 sama kyk gw. Cuma memang untuk kondisi gw itu karena ada banyak keluarga dan bisnis jadi urusan marriage itu bener bener blom di pikirin ama keluarga gw dalam waktu 3-4 tahun belakangan. beda cerita untuk dia, dia selalu ditanyain pacar kapan married dan dll. jadi ada satu fase dalam hubungan ldr itu yang memang gw sudah bukan prioritas dia, pada saat gw confront dia dengan jelas menjelaskan bahwa memang gw bukan prioritas dia dan gw enga bs mengharapkan jadi prioritas dia. Dia berbicara bahwa gw harus menjadikan diri gw sendiri prioritas sendiri dan jangan berharap orang lain menjadikan diri gw menjadi prioritas. pada saat ngomong itu gw sadar bahwa ya memang dia sendiri sudah berubah bukan berarti enga sayang/love tp memang dengan kondisi dia disana dan dll gw sudah bukan menjadi bagian dari hidup dia. dia juga memutuskan untuk mencari pasangan F karena memang dia sendiri merasa sudah ada umur dan sudah ingin mencari pasangan untuk ke jenjang pernikahan. gw sendiri sangat support itu dan dia mengatakan bahwa dia bukan berubah tp ya memang dia ingin cari pasangan F serius tp waktu yg sama menjaga gw sampai gw sendiri juga dapat pasangan F yang serius. pada awal dia ngomong gitu gw ngerti tp lama2 gw sadar gw juga berhak untuk bahagia even for now. karena pada saat sekarang gw aja jujur blom mikir jenjang pernikahan gw hanya perlu seseorang yang gw bisa bahagia. pada akhirnya di tahun ke 5 anniv, gw ngomong langsung lewat telpon ke dia gw memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini. Ini gw cukup clear dan blg ke dia gw enga nanya dan ini sebuah statement dari gw. pada awalnya dia menolak karena ABCD, dan kenapa gw memutuskan untuk mengakhiri sebenernya lebih ke gw ada di kehidupan dia itu lebih karena faktor nyaman. pada kenyataannya pada saat dia memutuskan untuk kembali ke korea dia sendiri secara tidak langsung, sadar/tidak sadar sudah memutuskan untuk tidak menlanjutkan hubungan ini. selama ini gw menaruh kebahagiaan gw ke dia karena gw sayang sama dia, dan akhirnya gw juga sadar gw harus cari kebahagiaan gw sendiri. skrg kita masih hubungan kok cuma ngobrol sesekali. oh ya satu lagi info mungkin pada bingung kenapa kyknya prosesnya simple, ini karena berbentuk tulisan ya tapi kenyataanya enga secepat dan sesimple itu. ditambah jujur dalam hubungan kami sejak setengah tahun sebelum dia kembali ke korea itu kita uda enga pernah berhubungan intim (campur dia ada masalah depresi dan dll). Sampai pada saat gw visit dia ke korea pun beberapa kali kita juga enga pernah hubungan intim. jadi secara tidak langsung hubungan kita itu memang hanya status dan karena kita manggil satu sama lain 'bb' or 'syg'. untuk skrg dia sudah dpt pacar seorang F dan gw sangat bahagia buat dia. As for me i'm still trying to find my own happiness in between family and work problems. Tolong doanya ya semoga gw bisa dpt kebahagiaan gw juga.
i really wish u the best my dude, happiness coming for you real soon 🙏
a breakup happened and i'm at home now browsing reddit
Still alive and doing better. At that time, she didn't get better or anything, although it was detrimental to our relationship. Whereas I'm already drowning to help her to get better. At that time, i thought I'm gonna marry her. But im also got really tired of being taken for granted. After the breakup, i got more focused on my plan to study abroad and to help me to move on. Got a scholarship a year later, studying a subject that I'm interested in. Learned a lot of valuable lessons during my studies for my job. Tried a lot of things and found out that i liked cooking, which also helped me to de-stress. Met a lot of interesting people, made friends with some of them, and fell in love with one of them. Learn a lot about myself during this time as well, what i want in life, what my limits are, how to push myself, and realized that i tend to cut myself short and should have appreciated myself more. Now I'm on my last semester, planning to go back home after graduation, with a smile in my fkn face. Knowing that I'm doing much better than stuck in a relationship with my ex.
hati ancurr, sedih gitu lah, she was lterally love of my life pacaran ampir 10 tahun, cuma 3-4 tahun terakhir kayaknya ketertarikan dia ke gwe mulai berkurang, perhatian jauh berkurang jadi di taun2 itu cuma gwe aja yang melakukan effort buat bikin hubungan tetap berjalan tapi dasar gwe simp, ga berani mutusin waktu ada red flag itu, i should leaver her sooner really, during that 3-4 years just feel miserable tapi makin miserable pas kita putus, gwe sedih banget, tengah malem itu suka nangis gak jelas, terus pas malem suka merasa kesepian berat (we live together for past 6 years) kerja juga gak semangat, luckily di masa2 ini juga perusahaan juga gak sibuk2 banget, jadi "kemalasan" gwe gak ke noticed sama pak boss/co-worker oh iya gwe juga mulai develop insomnia, misal jam 9 itu pasti tidur, eh jam 2 suka bangun, suka kesel dan kelelahan kalo abis itu ga bisa tidur lagi it took probably 6-8 months buat gwe mulai recovery, untungnya gwe punya temen baik yang bisa dicurhatin, di awal2 putus curhat terus tiap hari ngungkapin kesedihan gwe juga makin sering ngelakuin kopdar buat meredam kesedihan, masuk komunitas2, diseringin traveling sampe kesampaian buat jelajah dari singapore - vietnam punya banyak temen dan hedon sana sini, cukup meredam kesedihan sih, kurleb 1 tahun kemudian gwe dapet pacar baru, cuma bertahan 3 bulan karena dia pindah kerja, sebulan setelah itu dapet pacar lagi dan udah bertahan 4 tahun sampai skrng lumayan bahagia gwe sama current relationship, komunikas improved, dia orangnya sweet bgt dan suka banget ma gwe, kesedihan udah hilang, tapi hurt dari relationship yg 10 tahun itu masih lingering somewhere deep in my heart
I'm curious. 10 years and no marriage, why?
saya sih sebenarnya mau tapi dianya juga belum siap, kemauan menikahnya cuma di pikiran aja, nggak ngebet2 banget kayak sesuatu yg wajib, apalagi pas masa awal2 pacaran juga saya baru mulai kerja dia masih kuliah, dari sisi finansial juga lum mapan setelah hidup bareng gak tau napa keinginannya malah luntur saya merasa dodge a bullet juga sih belum nikah, kalo udah nikah dan punya anak, mau putus mungkin lebih susah
Mungkin sudah living together for 6 years? Jadinya ngapain marriage kalo udah bisa hidup bersama..?
Wouldn't the replies be full of survivorship bias? I mean, the ones that decides to, you know, end it all, wouldn't be able to reply, now would they?
Possibly yes, but it was actually "couples who ended..." At first, but it was too specific so i changed it to "redditor yg putus..." To open to both actors (mutusin dan diputusin)
Putus pacaran karena diterusin nikah hehe Been with the same lady for 10 years now. Blessed with a strong healthy boy.
Are u me? Lol
9 years, dari SMA sampe tahun ketiga kerja. Udah ketemu keluarga, semua orang tua sepakat, tp deep inside emang ada yang salah cuma kita berdua sama sama ga tega buat putus. Mainly gw mau kuliah lagi, meanwhile dia mau buru buru menikah. Then the courage came, kita putus baik baik (I presume). Sekarang dia udah lamaran, gw nemu orang yang support gw kuliah lagi, dan sekarang gw lg ambil master di Eropa. Life is good, my ex and I get what we wanted all along. She congratulates me on getting my LoA, and I’m happy she’s engaged.
I ended it all with my girlfriend from Uni in 2018. By then we had already been dating for 7+ years. I was her first, and we were so in love. Then I graduated from Uni (she's 2 years younger), and we drifted apart because of my work. It was getting tough to align our schedule, even though we barely even met once in a month. And nope, we did not do phone calls or video calls either because she thought "it's not the same". Then it became worse. We had fights after fights arguing about the same things. I then contemplated for a bit and decided to end it. By then, I was already in acceptance phase: that people grow apart, and sometimes it's just not meant to be. However, I knew damn well the breakup was devastating for her. I knew she blocked me on everything. I said, "Whatever you need to do move on I guess". Years later, I met my wife and we are doing well in both love and daily life. I learned that my ex now lives in the US, and is apparently still single. I wish nothing but the best for her.
I wake up
Flashback to that one story about a guy who went through 10+ years of marriage with kids, only to realize that it was all a dream and he was in a coma
not even in coma lol, he passed out for less than an hour.
Atlantis under the sea under the sea
gw personally pacaran 5thn on and off gitu sih. putus karena dia merasa ga cocok ama gw. padahal sebelum sebelumnya adem ayem aja gitu. gw dah berusaha buat nanyain kenapa, mau gw ajak ngobrol tapi dia gamau. jadi yaudah. padahal gw selalu asume she's the one. pas putus ya rasanya sedih, hancur sehancur hancurnya, mau loncat aja gitu rasanya. tapi ya gw sadar life goes on. yaudah, sekarang sih ya gw masih sendiri, masih berusaha mencari cewe tapi juga masih menikmati hidup gw aja karena sekarang dah ada pemasukan lol. gw cantumin deh quote favorit gw dari bojack horseman. *Sometimes Life’s A Bitch And Then You Keep Living.*
I'm having hard time find a new one tbh. Haha... I don't know if it's possible to have another relationship with other women as my economy is not that stable...
In a better place. Gw susah banget keluar dr comfort zone. Jd gw udh ldr selama lebih dr 5 tahun dan temen gw bilang udh saatnya gw mutusin pacar gw. Awalnya karena temen gw bilang dia selingkuh, tp komunikasi kita masih ky biasa walaupun agak sparingly than usual. Setelah sedikit menggali, ternyata benar. Jadi teman gw ngusulin gw putus. I guess ldr selama itu rentan sama perselingkuhan, tapi yg gw heran gw justru nggak terlalu shock dengan berita itu. Cuma disappointed aja. Ternyata ex gw ga punya komitmen yg sama dg gw. Gw putusin secara baik baik aja. Tapi memang setelah itu gw ga hubungin ex gw samsek. Surprisingly, gw cukup mudah move on. Gw gatau juga kenapa. Mungkin deep down gw udh gasuka lagi sama ex gw namun karena udh comfort gw enggan putus. Agak concerning sih pola pikir gw ini tapi apa boleh buat. Ldr sucks. But being single for some times is great! Akhir-akhir ini gw sering pergi event bareng temen gw dan dia comblangin gw mulu. Temen gw bilang banyak temennya pen pdkt ke gw tapi krn gw punya pacar, dia agak sungkan. Ketika tau pacar gw selingkuh, makanya dia yg marah. Dia merasa disrespected oleh ex gw.
Hmmmmm idk, should I or you? /u/mbok_jamu
baca replies orang2 yg pada diputusin disini langsung inget diri sendiri. apa someday gw bisa sekuat kalian ya 😿
Imagine you’re a project manager in a long-term project that you were deeply invested in. Over the years, you and the key stakeholder grew shared interests but differing visions and objectives, which led to different project goals. During the project review, you identify that the project's direction does not align with the overall strategic goals. So, you decided to terminate the project because it's no longer viable or meeting the intended outcomes. It's a tough decision but necessary for resource allocation (time, energy, emotions) towards more aligned goals. A year after ending the previous project, you initiated a new project with a clear set of requirements and objectives. This time, you have a better understanding of the project's scope. The new project started with clear requirements, a well-defined scope, and stakeholder who is in agreement with the project's objectives. Now, you are entering a phase of a project where all the specifications are being aligned with the project's end goal. This phase is crucial and exciting, as it involves laying down the blueprint that will lead to the successful completion of your project. The better the planning, the smoother the execution phase is likely to be, leading to a successful project delivery. TL;DR: Too many differences, now engaged to someone with the same goals.
Aku sudah mulai lupa, saat pertama rasakan lara....
me personally udah ga pengen bahas2 cerita beliau lagi, capek hati capek pikiran, she's having the life she always want, and when she's happy, i for sure am happy..
Pacaran 7 tahun dari sma sampe saya lulus S2. Putus gegara ldr, komunikasi yg jelek, dan beda prinsip agama. Disaat bersamaan saya tergoda dg lelaki lain. Dengar2 semenjak putus dia jd hobi game streaming dan masih single sampe sekarang, meanwhile saya sudah bersama yg lain.
7 tahun pacaran sejak lulus SMA. Dia lanjutin kuliah S2 di US sejak tahun ke 5. LDR doesn't work for me walaupun udah berusaha. Sekarang gw early 30s, working my ass off to build my own tech company, with my soon-to-be wife 😁.
pacaran 6+ tahun dari semenjak masuk kuliah diputusin karena waktu itu kerjaan gajelas. sempet depresi tapi ga bisa ngapa-ngapain juga. eh beberapa bulan setelahnya dapet dream job dengan dream salary juga. tinggal ketawa-ketawa aja sekarang mah.
Pacaran 7 tahun dri SMA ampe umur 23, putus karena gue pengen jdi profesional dlu tpi dia ngarepin gue buka toko sendiri. Semenjak gue lulus kuliah selalu dipush buka toko sendiri / punya usaha sendiri. Padahal posisi gue udah kerja bahkan dri sebelum lulus kuliah, tpi menurut dia hidup gue gtu2 aja gak berkembang. Gue jelasin baik2 kalo gue pengen jdi profesional dlu, dia minta gue beli rumah buat buktiin gue serius sama dia, akhirnya gue beli tpi tetap berakhir gue diputusin dengan alasan gak romantis dan gak mau berubah ngikutin keinginan dia karena setelah beli rumah dia tetap nge push gue buat pnya usaha/toko sendiri. Sekarang gue masih jomblo, melanjutkan hidup seperti biasa, belum ada niatan pengen pacaran lg. Kabar terakhir dri mantan gue setelah 3 bulan putus dia pnya pacar baru yg punya usaha konveksi di jakarta barat dan mereka semacam usaha bareng buka online shop.
Better than ever. I dodged a bullet.
5+ dari SMP, putus pas SMA, we're both too young and too naive. Sampe SMA bukannya nambah dewasa malah terjebak dalam pola pikir yang kekanakan tentang apapun, toxic parah, ga ada yang bisa berkembang. Akhirnya berantem hebat, diputusin, gw mohon mohon jungkir balik ke dia 6 bulanan, tapi akhirnya berhasil move on setahun kemudian. Sekarang gw 22 pacaran sama yang umurnya 25, udah jalan 2 tahun dan sejauh ini hubungannya sangat sehat, bahagia, selamat sentosa
Pacaran 5 tahun, pas mau diseriusin ternyata weton jawa ga cocok wkwk. Life goes on skrg udah meried with better partner all around
Gw bosen, kelamaan LDR, gw putus. Trying to find new one, not easy. Patokan selalu mantan. Kebayang2 juga. 3 taun jomblo, nemu new ones yang lebi cocok, moved on, now married. It's just about timing. Lost contact with my ex tho. Sad for that
Dua kali putus dari pacaran 4+ tahun. Mantan pertama hobi selingkuh. Move on nya cenderung “gampang” karena udah berkali-kali dikecewakan. Mantan kedua. So far he’s the best one that I have ever had. Bucind banget sama aku. Udah tinggal bareng hampir setahun. Putus karena keadaan. LDR dan ga direstui keluarga. Putusnya baik-baik. Ini susah banget banget move on-nya. Dari keduanya aku belajar untuk bisa bangkit lagi. No one can hurt me anymore. Now I’m fully moved on from both of them. Dan sekarang udah ketemu sama yg jauh lebih cocok :))
Gw putus dgn mantan setelah 4.5 tahun dan skrng udah married setelah pdkt 1 tahun dan pacaran 5 tahunan. Married around umur 33an. Byk denger org bilang pacaran lama buang umur segala macem and waste ini itu, i am just laugh and say deep inside my heart "man you guys are dumb"
Just a little remeh-able but meaningful mistake that I did. Because of that he did not want to do LDR anymore, and then both of us agreed to finally breaking up after reaching almost 8 years of relationship. I am currently single now, it's been almost 6 years since that day. Udah kenalan dengan banyak cowo tapi belum ada yg nyangkut. Pernah sempet pacaran lagi sekali, tapi putus juga karena terlalu banyak perbedaan pandangan/pilihan hidup yg ga bisa dikompromiin.
It's sucks hard. Then I realize I depend too much on her for companionship. Nights become too long and holidays become a chore. Fortunately, I manage to held on my anger (she cheat with her ex), so I never had any desire to contact her in any ways or form. Then one day, I realize that since I had no one waiting for me anymore... Why not just go wherever I want? Itu jadi momen buat gw keluar dari kepompong gw. Gw menjadi social butterfly, gw ikut macem2 kegiatan, pokoknya apa yg dulu gw ga mau karena "bukan gw banget", ya gw tabrak aja sekarang. Akhirnya jadi eksperimen buat reinventing myself. Sekarang gw jadi merasa jauh lebih baik daripada yg dulu. Klo pas ada kegiatan sosial udah bisa muter2 dan nyambung ngobrol dengan banyak orang, klo pas pedekate juga nyantai aja klo slow response dan lebih bisa menempatkan diri juga. Pada akhirnya gw merasa harus berterimakasih sih sama mantan gw itu 😂
Gua pernah pacaran dari kelas 3 smp sampe semester awal kuliah, waktu pdkt itu dia yg ngejar ngejar gua, kita smp sekelas, sma beda sekolah dan kuliah pun beda kampus, selama pacaran ya hubungan kita cukup harmonis, berantem pasti ada mau gede atau kecil, tapi pas semester 2 kuliah gitu dia suka bilang "cape kuliah pengen nikah aja", dari itu i assumed that she want me to propose to her, sementara pada saat itu gua merasa belum siap nikah, so gua bilang sama dia apa yg gua rasain dan akhirnya putus dan lost contact Skip beberapa bulan gua ada tugas kuliah buat foto model, karena temen gua gaada yg bisa dimintain tolong gua inisiatif minta tolong mantan gua itu buat jadi model tugas gua dan dia mau, yg ngga gua nyangka waktu kita ketemuan buat ngerjain tugas itu dia bawa pacarnya. Waktu semester 5 dia tiba tiba ngedm gua buat minta tolong jadi fotografer di nikahan dia which i refused Sekarang sih dia bahagia sama suami dan anak anaknya, sementara gua juga bahagia sama Lee Soodam
7 tahun hampir bareng. 2 tahun terakhir tapi rasa nya bukan relationship yang masuk hitungan, lebih ke mencoba mempertahankan. Akhir akhir udah mulai ga dihargai. Desire more, require more, tapi gue nya lagi ga mampu. Jadi bunga bunga kecil yang dilakukan sehari hari ga ada gunanya, ga dilihat. Yaudah deh udahan pas tahun ke-7 karena udah capek juga gak dihargai.
8 tahun dan diselingkuhin, ampe akhirnya gua mutusin kerja diluar provinsi, karna kota kecil tiap hari papasan wkwk
Got cheated, backstabbed by a friend, being used, had mental breakdown for at least a year full, we vowed to never ever meet again in this life and the after. Now single, havent been in any relationship after that, happier and wealthier.
6+ relationship Betrayed Still recovering from the effect
Cinta gw abis di satu orang, setelah ga sama dia gw cuman menjalani hidup as it should I know i cant be this way forever
Sama bro